Seit 18. August 2010 musst du angemeldet sein, um Seiten in Rodovid (außer der Rodovid Engine) zu bearbeiten.

Kyai Tumenggung Djangrono I = Kyai Onggowongso d. Dezember 1678

Aus Rodovid DE

Person:190165
Wechseln zu: Navigation, Suche
Sippe (bei der Geburt) Ki Ageng Brondong
Geschlecht männlich
Gesamter Name (bei der Geburt) Kyai Tumenggung Djangrono I = Kyai Onggowongso
Andere Namen = Gentini / Ki Lembu Amiluhur / Wijoyokromo
Eltern

Ki Ageng Brondong / Pangeran Lanang Dangiran [Brawijaya V] d. 1638

Nyai Ageng Brondong [Ki Bimotjili]

[1][2][3]

Ereignisse

Geburt: Surabaya, Level 1 = Puteri Ki Ageng Brondong No:1 dari 7 putera Ki Ageng Brondong ; Catatan: >> nama lain : Ki Lembu Amiluhur / ver RB Yasin )

Geburt eines Kindes: 1. Surodrono / Surodirono (Kyai Adipati Djangrono II) [Ki Ageng Brondong] d. 20 Februar 1709

Geburt eines Kindes: Ki Demang Kertoyudo / Panji Sosronegoro [Ki Ageng Brondong]

Geburt eines Kindes: Raden Ayu Kaliwungu [Ki Ageng Brondong]

Geburt eines Kindes: Raden Ayu Djaleka Tjakraningrat [Ki Ageng Brondong]

Geburt eines Kindes: Raden Panji Srenggono / Adipati Notopuro / Raden Panji Surengrono [Ki Ageng Brondong]

Geburt eines Kindes: Kyai Wirodirdjo / Ki Tumenggung Djangrono III / Kyai Ngabei Wirosroyo [Ki Ageng Brondong]

Geburt eines Kindes: R. Arya Djoyopuspito R. Adipati Djangrono Panotogomo [Ki Ageng Brondong]

Geburt eines Kindes: Kyai Adipati Tumenggung Djangrono I / Djoko Tangkeban [Ki Ageng Brondong] d. 1678

von 1670 Titel : Diangkat menjadi Bupati Surabaya ke 11 Th.1670-1678, oleh Sunan Amangkurat I (Mataram-Kartosuro);

Dezember 1678 Tod: Gugur di Kediri dalam peperangan

Anmerkungen

Menjabat Panglima Perang dalam pemerintahan Sunan Amangkurat I, Tegalarum Mataram, dalam konflik melawan R.Trunodjoyo. Wafat 26-02-1709 /(1678 ms) dimakamkan di Pesarean Sentono Boto Putih Surabaya. Index Silsilah No:C.3

[bearbeiten] Quellen

  1. Buku Silsilah Keluarga - * Sumber Buku MEINSMA dan DOMINE VALENTIJN Th.1670 – 1678.
    • Silsilah PK5(Persatuan Keluarga Kasepuan_ Kanoman_Kromodjayan_Kesambongan:
    Bab IX Leluhur yang menurumkan Trah Kasepuhan dan Trah kanoman Suabaya, halaman 37, oleh R.T.A.Notoadikoesoemo (Zainal Fatah), Surabaya 06 desember 1956
    • Silsilah Kromodjayan, Pakem Kilat Kasepuhan-Kanoman Hal:36 dari 102 alaman , Oleh Raden Ngabei Kromodjoyoadirono (Raden Bagus Yasin ) Surabaya 08 Juni 1980
  2. Serat Wasiat RAA Kromodjoyo Adinegoro IV (R Mashoedan) - Silsilah Trah/Keturunan Ki Ageng Brondong [tulis tangan] dalam Surat Wasiat kepada Putra 1 R Tumenggung Kromoadinegoro (R Abdul Madjid) Regent Mojokerto. Ditulis tanggal 05 Januari 1917.
  3. Buku Silsilah Trah Pangeran Lanang Dangiran - Silsilah Pangeran Lanang Dangiran ( Ki Ageng Brondong ),Bab Asal Usul Keluarga Kasepuhan Kanoman Surabaya, Halaman 46 dari 142 halaman (Cetakan). Diselesaikan di Surabaya, Senen Kliwon,Tanggal 01 Agustus 1966 / 14 Bakdo-Mulud 1898. Oleh Raden Panji Ario Makmoer, beralamat di Kapas Krampung No:90, Surabaya. Penasehat:
    • ) Raden Adipati Arya Nitiadiningrat *)Bupati Surabaya
      • ) Raden Tumenggung Arya Notoadikoesoemo (Zainal Fattah), *) Bupati Pamekasan-Madura;
        • ) Raden Ngabei Kromodjoyoadirono/R.B.Yasin *) Asisten Wedana Ngebel Ponorogo.
    Penyelenggara : 1)Raden Ayu Lilia Ananie, 2).Raden Soesigit

Von Großeltern zu Enkelkinder

Großeltern
Sunan Tawang Alun
Titel : 1596, Jawa Timur - Banyuwangi, Raja Blambangan Wetan
Pangeran Kedawung
Titel : Blambangan Timur, Kasatriya
Pangeran Aryo Benowo / Abdulhalim
Titel : Sultan Pajang II
Pangeran Benawa / Sultan Prabuwijaya (AbdulHalim)
Beruf : 1582, Adipati Jipang Panolan
Titel : von 1586, Pajang, Sultan Pajang II bergelar Sultan Prabuwijaya
Tod: 1587, Pajang
Kanjeng Pangeran Haryo Sindusono
Geburt: Level 1 = Putera; Adalah trah urutan pertama/putera dari (pancer) Kanjeng Sultan Pajang / Joko Tingkir 1568-1582 );
Großeltern
Eltern
Ki Ageng Brondong / Pangeran Lanang Dangiran
Geburt: Di Desa Brondong – Sedayu Lawas, atau Paciran Lamongan tepi laut utara Jawa. Kiyahi Ageng Brondong memiliki keturunan Raden Tumenggung Panji Tjokronegoro I, Bupati Sidoarjo yang pertama, diambil dari silsilah pangeran Lanang Dangiran Kyai Ageng Brondong kang sumareh ing pesarehan sentono Botoputih Surabaya. Pangeran Lanang Dangiran Kiyahi Ageng Brondong. Kang Sumareh Ing Pesarehan “Sentono Boto Putih” Surabaya Riwayat Hidup Kiyahi Ageng Brondong Botoputih Suroboyo. Konon dituturkan Pangeran Kedawung, disebut juga Sunan Tawangalun adalah raja di Blambangan atau dikatakan juga Bilumbangan. Beliau mempunyai 5 orang anak dan diantaranya ialah pangeran Lanang Dangiran. Diceritakan bahwa Lanang Dangiran pada usia 18 tahun bertapa dilauy dan menghanyutkan dirinya diatas sebuah papan kayu sebuah beronjong (alat penangkap ikan), tanpa makan atau minum, arus air laut dan gelombang membawa Lanang Dangiran hingga dilaut jawa dan akhirnya suatu taufan dan gelombang besar melemparkan Lanang Dangiran dengan beronjongnya dalam keadaan tidak sadar, disebabkan karena berbulan-bulan tidak makan dan minum, dipantai dekat Sedayu. Seluruh badannya telah dilekati oleh karang, keong serta karang-karang (remis) sehingga badan manusia itu seolah-olah ditempeli dengan bakaran jagung yang disebut dengan bahasa jawa “Brondong” Badan Pangeran Lanang Dangiran diketemukan oleh seorang kiyahi yang bernama Kiyahi Kendil Wesi. Pangeran Lanang Dangiran dirawat oleh Kiyahi Kendil Wesi serta istrinya dengan penuh kasih sehingga sadar kembali dan akhirnya menjadi sehat seperti sediakala. Pangeran Lanang Dangiran menceritakan asal-usulnya kepada Kiyahi Kendil Wesi. Setelah Kiyahi Kendil Wesi mendapat keterangan tentang asal usulnya Pangeran Lanang Dangiran, maka diceritakan oleh Kiyahi tadi bahwa ia juga asal keturunan dan raja-raja di Blambangan yang bernama Menak Soemandi dimana beliau masih satu keturunan dengan Lanang Dangiran. Lanang Dangiran tinggal dan kumpul dengan Kiyahi Kendil Wesi, dan dianggap sebagai anaknya kiyahi sendiri. Pangeran Lanang Dangiran memeluk agama Islam, karena rajin dan keteguhan imannya serta keluhuran budinya serta kesucian hatinya, maka tidak lama pula ia dapat tampil kemuka sebagai guru Agama Islam, Pangeran Lanang Dangiran berisitrikan putrid dan Ki Bimotjili dan Panembahan di Cirebon yang asal usulnya dituliskan sebagai berikut : Pangeran Kebumen Bupati Semarang, berisitrikan putrid dan Sultan Bojong, bernama Prabu Widjaja (Djoko Tingkir). Ki Bomotjili adalah salah satu seorang putra dan Pangeran Kebumen tersebut diatas, seorang putri dan Ki Bimotjilimi bersuamikan Pangeran Lanang Dangiran alias Kiyahi Brondong (dimakamkan di Boto Putih). Nama Brondong diperoleh karena ia diketemukan oleh Kiyahi Kendil Wesi badannya dilekati dengan “Brondong” Kiyahi Kendil Wesi yang waspada dan mengetahui nasib seseorang, mengatakan kepada Lanang Dangiran yang sudah mendapat sebutan Kiyahi Brondong dan masyarakat sekitar tempat Kiyahi Kendil Wesi, supaya pergi ke Ampel Dento Suroboyo, dan meluaskan ajaran Agama Islam, karena di Surabaya Kiyahi Brondong kelak akan mendapat kebahagiaan serta turun temurunnya kelak akan timbul dan tambah menjadi orang-orang yang mulya. Kemudian Kiyahi Brondong dengan istrinya dan beberapa anaknya yang masih kecil pergi ke Surabaya dan pada Tahun 1595 menetap diseberang timur kali Pegiri’an, dekat Ampel ialah Dukuh Boto Putih (Batu Putih) ditempat baru inilah Kiyahi Brondong mendapatkan martabat yang tinggi dan masyarakat, karena keluhuran budinya Kiyahi Brondong (pangeran Lanang Dangiran) wafat pada tahun 1638 dalam usia + 70 tahun dan meninggalkan 7 orang anak, diantaranya 2 orang laki-laki yaitu : Honggodjoyo dan Honggowongso. Bupati Sidoarjo yang pertama adalah keturunan dan Honggodjoyo, Kiyahi Ageng Brondong (Pangeran Lanang Dangiran) dikebumikan ditempat kediamannya sendiri di Botoputih Surabaya makamnya dimulyakan oleh putra-putranya dan selanjutnya dihormati oleh turun-turunnya hingga kini. Semoga arwah beliau diterima Allah Swt, dan Allah Swt juga memberikan kepada seluruh keturunannya Kiyahi Ageng Brondong kemulyaan, kesehatan dan kesejahteraan sebagaimana beliau senantiasa mendoakan cucu cicitnya selama hidupnya. Ada hal penting yang anda ketahui bahwa bertepatan dengan hari jadi Kabupaten Sidoarjo, pejabat Pemerintah Kabupaten Sidoarjo beserta rombongan merupakan agenda rutin berkunjung ke : Pesarean Asri ing Pendem untuk nyekar ke makam Bupati pertama Sidoarjo Raden Tumenggung Panji Tjokronegoro I wafat tahun 1863 Ke Pesarehan keluarga Tjondronegoro (belakang masjid Djamik/ Agung Sidoarjo) nyekar Raden Adipati Aryo Panji Tjondronegoro I wafat tahun 1906 Langsung menuju Pesarehan Boto Putih Surabaya ke makam Raden Tumenggung Adipati Aryo Tjondronegoro II (Kanjeng Djimat Djokomono).
Titel : Surabaya, Pangeran Lanang Dangiran / Kyai Ageng Brondong sebagai PANCER = yaitu Leluhur/nenek moyang Trah Kasepuhan & Kanoman Surabaya / sebagai cikal bakal / pakem Sejarah Kasepuan – Kanoman Surabaya, atau Level 1 = Putera ke 2 Pangeran Kedawung ;
Hochzeit: Nyai Ageng Brondong
Tod: 1638
Nyai Ageng Brondong
Geburt: Sedayu - Lawas / Lamongan, Puteri Ki Bimotjili dari Djungpangkah (Ujungpangka) di Sedayu Lawas Surabaya.
Hochzeit: Ki Ageng Brondong / Pangeran Lanang Dangiran
Eltern
 
== 3 ==
1. Kyai Tumenggung Onggodjoyo I / Kyai Lanang Glangsing (Honggodjoyo / Gentono)
Beruf : von 1678, Pasuruan, Adipati Pasuruan
Tod: 1690, Surabaya, Dimakamkan di Pesarean Sentono Botoputih Surabaya
5. Nyai Lurah nDalem Wiroguno
Geburt: ~, Surabaya, Menurunkan Trah Demang Sutoyudo Peneleh - Suroboyo
Hochzeit: Patih Wiroguno
4. Nyai Setro / Astro
Geburt: Surabaya, Menurunkan Trah Botoputih Surabaya
3. Nyai Danoe Singopoero
Geburt: Menurunkan Trah Singopredaton
7. Nyai Wongsoito / Nyai Wongsosuto
Geburt: Menurunkan Trah Tumenggung Setjonegoro, Tjibolang dan Trah Honggosutan / Wongsosutan
Kyai Tumenggung Djangrono I = Kyai Onggowongso
Geburt: Surabaya, Level 1 = Puteri Ki Ageng Brondong No:1 dari 7 putera Ki Ageng Brondong ; Catatan: >> nama lain : Ki Lembu Amiluhur / ver RB Yasin )
Titel : von 1670, Diangkat menjadi Bupati Surabaya ke 11 Th.1670-1678, oleh Sunan Amangkurat I (Mataram-Kartosuro);
Tod: Dezember 1678, Gugur di Kediri dalam peperangan
== 3 ==
Kinder
Kyai Adipati Tumenggung Djangrono I / Djoko Tangkeban
Geburt: level 2 = cucu Ki Ageng Brondong, putera no:5 dari 8 putera Ki Onggowongso / Kyai Tumenggung Djangrono I / Gentini
Beruf : Surabaya, Mengangkat dirinya sebagai Bupati Surabaya dengan nama gelar Tumenggung Djangrono-I Djoko Tangkeban juga melakukan perlawanan terhadap Kompeni Belanda, menguatkan perlawanan Arya Djoyopuspito (Djangrono III). Ver Botoputih: Djoko Tangkeban sebagai pute
Tod: 1678, Surabaya
R. Arya Djoyopuspito R. Adipati Djangrono Panotogomo
Geburt: level 2 = cucu Ki Ageng Brondong, putera no:5 dari 8 putera Ki Onggowongso / Kyai Tumenggung Djangrono I / Gentini
Beruf : Surabaya, Bupati Kasepuan Surabaya (Bupati Surabaya ke 15); Melakukan perlawanan terhadap Mataram dan Belanda Th 1710 di kenal Peperangan Surabaya, (ver K5 bergelar Adipati Djangrono Panotogomo = Kyai Tumenggung Djangrono Panotogomo), sebagai balas dendam kematian
Kyai Wirodirdjo / Ki Tumenggung Djangrono III / Kyai Ngabei Wirosroyo
Geburt: level 2 = cucu Ki Ageng Brondong, putera No:3 dari 8 putera Ki Onggowongso / Kyai Tumenggung Djangrono I / Gentini
Raden Panji Srenggono / Adipati Notopuro / Raden Panji Surengrono
Geburt: level 2 = cucu Ki Ageng Brondong, putera no:4 dari 8 putera Ki Onggowongso / Kyai Tumenggung Djangrono I / Gentini
Beruf : Lamongan, Bupati Lamongan th 1723-1750, sebagai Adipati Notopuro /Adipati Lamongan,
Tod: gugur dalam perang melawan Kompeni Belanda / Amangkurat I di Surabaya
1. Surodrono / Surodirono (Kyai Adipati Djangrono II)
Hochzeit: Nyai Adipati Djangrono II
Tod: 20 Februar 1709, Mataram Kartosuro, Wafat pada hari Kamis 17 Besar 1632 Jawa atau 18 Dzulhidjah 1120 Hijrah jam 09.00 pagi di gapuro Kemandungan Keraton Kartosuro. Dimakamkan di Sentono Laweyan-Solo.
Ki Demang Kertoyudo / Panji Sosronegoro
Geburt: level 2 = cucu Ki Ageng Brondong, putera no:6 dari 8 putera Ki Onggowongso / Kyai Tumenggung Djangrono I / Gentini
Tod: Ki Demang Kertoyudo juga berperan dalam peperangan melawan Kompeni Belanda / Amangkurat I, dikenal keberaniannya. Gugur, dimakamkan di Japanan - Mojokerto
Raden Ayu Kaliwungu
Geburt: level 2 = cucu Ki Ageng Brondong, atau puteri no 7 dari 8 putera Ki Onggowongso / Kyai Tumenggung Djangrono I / Gentini.
Raden Ayu Djaleka Tjakraningrat
Geburt: level 2 = cucu Ki Ageng Brondong, atau Puteri no: 8 dari 8 putera Ki Onggowongso / Kyai Tumenggung Djangrono I / Gentini
Kinder
Enkelkinder
Raden Arya Sindhuwongso
Geburt: level 3 = Buyut Ki Ageng Brondong, atau putera pertama Raden Arya Djoyopuspito /=Ki Onggowongso /=Kyai Tumenggung Djangrono II.
Raden Panji Puspokusumo /= Kyai Djenggot.
Geburt: level 3 = Buyut dari Ki Ageng Brondong, atau putera No:2 dari Arya Djoyopuspito.
Raden Mas Banding Notopuro = Sawunggaling
Geburt: level 3 = Buyut dari Ki Ageng Brondong, atau putera pertama dari Panji Srenggono / Adipati Notopuro.
Beruf : Surabaya, Bupati Surabaya, diangkat oleh Belanda (VOC), Gubernur jendral BARON VAN INHOOF, di Betawi
Enkelkinder

Persönliche Werkzeuge
Andere Sprachen