Seit 18. August 2010 musst du angemeldet sein, um Seiten in Rodovid (außer der Rodovid Engine) zu bearbeiten.

Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Mangkunegara VII b. 15 August 1855 d. 19 Juli 1944

Aus Rodovid DE

Person:26118
Wechseln zu: Navigation, Suche
Sippe (bei der Geburt) Mangkunegara VII
Geschlecht männlich
Gesamter Name (bei der Geburt) Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Mangkunegara VII
Andere Namen Raden Mas Soerjo Soeparto
Eltern

Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Mangkunegara V (Th:1881-1896) [Mangkunegara V]

Wiki-page wikipedia:Mangkunegara_VII

Ereignisse

15 August 1855 Geburt:

Geburt eines Kindes: Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Mangkunegara Vlll (Th:1944-1987) [Mangkunegara VIII]

Geburt eines Kindes: Bendoro Raden Mas Santoso (K. P. H. Hamidjojo Santoso) [Mangkunegara VII]

Geburt eines Kindes: B. R. A. Partina [Mangkunegara VII]

Geburt eines Kindes: B. R. M. Sanjaya [Mangkunegara VII]

Hochzeit: Raden Roro Mardewi [Wongsosoetirto]

Hochzeit: B. R. A. Setyowati [Setyowati]

Hochzeit: Mas Ayu Retnoningrum [Retnoningrum]

Hochzeit: Mas Ayu Sitaningrum [Sitaningrum]

Hochzeit: Mas Ayu Kamijem [Kamijem]

Hochzeit: B. R. A. Tedjowati [Tedjowati]

14 August 1902 Geburt eines Kindes: B. R. A. Partini [Mangkunegara VII] b. 14 August 1902 d. 1998

11 Januar 1916 - 1944 Beruf : Surakarta, Sunan Surakarta bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Mangkunegara VII

6 September 1920 Hochzeit: Surakarta, Gusti Kanjeng Ratu Timur [Hb.7.65] (Bendoro Raden Ajeng Mursudarya) [Hamengku Buwono VII]

17 September 1921 Geburt eines Kindes: Surakarta, Gusti Raden Ayu Siti Nurul Kamaril Ngasarati Kusumawardhani / Gusti Noeroel [Mangkunegara VII] b. 17 September 1921 d. 10 November 2015

19 Juli 1944 Tod:

Anmerkungen

KGPAA. Mangkunegara VII (lahir 12 November 1885 - wafat 1944) adalah pemegang tampuk pemerintahan Mangkunegaran dari tahun 1916 - 1944. Ia adalah salah seorang putera dari Mangkunegara V. Ia menggantikan pamannya, Mangkunegara VI, yang mengundurkan diri pada 11 Januari 1916.

Mangkunegara VII adalah seorang penguasa yang dianggap berpandangan modern pada jamannya. Ia berhasil meningkatkan kesejahteraan di wilayah Praja Mangkunegaran melalui usaha perkebunan (onderneming), terutama komoditas gula. Mangkunegara VII juga seorang pencinta seni dan budaya Jawa, dan terutama mendukung berkembangnya musik dan drama tradisional.

Mangkunegara VII terlahir dengan nama Raden Mas Soerjo Soeparto. Ia adalah anak ketujuh atau anak lelaki ketiga dari 28 bersaudara anak-anak dari Mangkunegara V.

Anak putri tertua Mangkunegara VII, yaitu BRAy. Partini, menikah dengan P.A. Husein Djajadiningrat, seorang sejarawan dan ningrat dari Serang, Banten.

Mangkunegara VII, dikenal pada zamannya sebagai bangsawan modern yang berkontribusi banyak terhadap kelangsungan kebudayaan Jawa dan gerakan kebangkitan nasional. Ia sempat mengenyam pendidikan di Universitas Leiden di Belanda selama tiga tahun, sebelum pulang ke Indonesia untuk menggantikan pamannya, Mangkunegara VI yang mengundurkan diri tahun 1916.

Semangat Mangkunegara VII untuk mencari ilmu pengetahuan sudah tampak sejak muda, ketika pamannya Mangkunegara VI melarangnya untuk masuk HBS, ia memilih untuk berkelana dan menjalani hidup di luar keraton; menjadi penerjemah bahasa Belanda-Jawa dan mantri di tingkat kabupaten. Sedangkan kecintaannya terhadap budaya Jawa ditunjukkan melalui peranannya yang aktif dalam mendirikan lembaga studi Cultuur-Wijsgeerige Studiekring (Lingkar Studi Filosofi-Budaya) dan lembaga kebudayaan Jawa Java-Instituut, tidak luput juga karya ilmiahnya tentang simbolisme wayang Over de wajang-koelit (poerwa) in het algemeen en over de daarin voorkomende symbolische en mystieke elementen (1920).

Ia juga turut menjadi tokoh di dalam organisasi pergerakan nasional Boedi Oetomo dan penasihat di organisasi pelajar Jong Java. Pada tahun 1933, ia memprakarsai didirikannya radio pribumi pertama di Indonesia yaitu SRV (Solosche Radio Vereniging) yang memancarkan program-program dalam bahasa Jawa.

Selain itu ia juga seorang perwira KNIL dengan jabatan Kolonel pada masa hidupnya, dengan jabatan ini ia juga merangkap sebagai komandan Legiun Mangkunegaran, sebuah tentara kecil yang terdiri dari prajurit Mangkunegaran.


Von Großeltern zu Enkelkinder

Großeltern
Großeltern
Eltern
Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Mangkunegara VI (Th:1896-1916)
Titel : 1896, Prabu Mangkunegara VI [1896-1916]
Pangeran Harya Gandahatmaja
Bestattung: Astana Girilayu, Karanganyar
Kanjeng Pangeran Haryo Gondosewoyo
Geburt: 16 September 1838
Kanjeng Pangeran Haryo Gondosuputro
Geburt: 2 September 1881, Surakarta
Bestattung: Astana Girilayu, Karanganyar
Eltern
 
== 3 ==
Bendoro Raden Mas Samekto (K. P. H. Soerjokoesoemo)
Geburt: 9 Oktober 1873, solo, Putra mahkota dari KGPAA Mangkunegara V
Hochzeit: B. R. A. Catharina Bertha
Hochzeit: B. R. A. Soerjokoesoemo
Tod: 22 September 1934, Klaten
Bestattung: 23 September 1934, Astana Girilayu, Karanganyar
K. P. H. Soerjosoerardjo
Geburt: 6 Oktober 1891
== 3 ==
Kinder
Hoessein Djajadiningrat
Geburt: 8 Dezember 1886, Kramatwatu, Serang
Hochzeit: B. R. A. Partini
Tod: 12 November 1960, Jakarta
B. R. A. Partini
Geburt: 14 August 1902
Hochzeit: Hoessein Djajadiningrat
Tod: 1998
Kinder
Enkelkinder
G. P. H. Radityo Praboekoesoemo
Geburt: 20 September 1942
Hochzeit: Erna Santoso
Tod: 21 November 1977, GPH. Radityo Praboekoesoemo meninggal akibat kecelakaan lalu lintas.
R. M. H. Hoediono Kadarisman Notohadiningrat
Geburt: ~ 1937
Hochzeit: G. R. A. Rosati
Tod: 25 Juni 2020, Rumah Sakit Mayapada, Jakarta
Bestattung: Astana Girilayu, Karanganyar
R. A. Joyce Joconda Amaid Siti Sjahriati Hamidjojo Santoso
Geburt: ~ 1947
Hochzeit: R. M. H. Hoedionoto Harjoto
Tod: 24 Juni 2022, Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati
R. M. A. A. Djajadiningrat
Geburt: 21 April 1928
Enkelkinder

Persönliche Werkzeuge
Andere Sprachen